Archive for Oktober 2017
#SIP CBIS, Data & Sistem Pakar (Artificial Intelligence)
By : Rizki Candra IrawanNama : Rizki Candra Irawan
Kelas : 4PA11
NPM : 19514612
Kelas : 4PA11
NPM : 19514612
1.
CBIS
A.
Definisi
Menurut
Al-Fatta (2007) CBIS (Computer Based
Information System) mengacu pada sistem informasi yang dikembangkan
berbasis teknologi komputer.
Tou
(2012) mengatakan bahwa CBIS (Computer
Based Information System) adalah jaringan pelengkap perangkat keras atau
perangkat lunak berbasis komputer yang digunakan untuk mengumpulkan, memfilter
dan memproses data atau informasi lain yang relevan.
Menurut
Dixit & Kumar (2007) CBIS (Computer
Based Information System) adalah sistem informasi yang memiliki kemampuan
untuk mengumpulkan, menyimpan, menganalisa, dan menyebarkan informasi untuk
tujuan tertentu. Biasanya untuk memberikan mekanisme umpan balik untuk memenuhi
tujuan.
B.
Evolusi
Sistem Informasi Berbasis Komputer
1. Berfokus
Pada Data (EDP)
Didukung
dengan munculnya punched card dan keydriven book keeping machines, dan
perusahaan umumnya mengabaikan kebutuhan informasi para manajernya. Aplikasi
yang digunakan adalah Sistem Informasi Akuntasi (SIA).
2. Berfokus pada informasi (MIS)
Seiring
dengan diperkenalkannya generasi baru alat penghitung yang memungkinkan untuk
bisa melakukan pemrosesan lebih banyak, hal tersebut diorientasikan untuk
konsep penggunaan komputer sebagai sistem informasi manajemen (SIM). Hal ini
menunjukkan bahwa aplikasi komputer harus diterapkan dengan tujuan utama untuk
menghasilkan informasi manajemen.
3. Berfokus pada penunjang keputusan (DSS)
DSS
adalah sistem penghasil informasi yang ditujukan pada suatu masalah tertentu
dan harus dipecahkan serta diambil keputusannya oleh manajer.
4. Berfokus pada komunikasi (OA)
OA
memudahkan komunikasi dan meningkatkan produktivitas diantara manajer dan
pekerja kantor melalui penggunaan alat-alat elektronik. OA telah berkembang
dalam berbagai bentuk aplikasi seperti konferensi jarak jauh (teleconference), voice mail, email, electronic calendaring, facsimile transmission, dan dekstop publishing.
5. Berfokus pada konsultasi (AI/ES)
Ide
dasar AI adalah komputer dapat diprogram untuk melaksanakan sebagian penalaran
yang logis sama halnya seperti manusia. Sistem pakar adalah suatu sistem yang
berfungsi sebagai seorang spesialis dalam suatu bidang. Sedangkan sistem yang
menggambarkan segala macam sistem yang menerapkan kecerdasan buatan untuk
pemecahan masalah dinamakan dengan sistem berbasis pengetahuan (knowledge bases sistems).
2.
DATA
A.
Hierarki
Data
Mulyani
(2016) menjabarkan mengenai hierarki data, yaitu: bit, byte, field, record, file, dan database.
Bit
|
Byte
|
Field
|
Record
|
File
|
Database
|
1. Bit
Unit terkecil dari data
yang direpresentasikan dengan nilai 0 dan 1, dimana nilai 0 berarti tidak
mempunyai arus listrik sedangkan 1 mempunyai arus listrik.
2. Byte
Kumpulan dari bit-bit
yang membentuk suatu karakter
3. Field
Kumpulan karakter yang
membentuk sekelompok data atau angka
4. Record
Sekumpulan field yang saling berhubungan
5. File
Kumpulan record yang berhubungan dengan objek
tertentu
6. Database
Kumpulan data yang
tersimpan ke dalam file-file
B.
Penyimpanan
Data
1.
DASD
(Direct Access Storage Device)
Direct access storage adalah
suatu cara mengorganisasikan data yang memungkinkan catatan-catatan ditulis dan
dibaca tanpa pencarian secara berurutan. Unit perangkat keras yang memungkinkan
hal ini disebut media penyimpanan akses langsung (Direct Access Storage Device). DASD memiliki mekanisme membaca dan
menulis yang dapat diarahkan ke lokasi manapun dalam media penyimpanan.
Ada
3 pendekatan dasar untuk menghasilkan alamat yang diperlukan DASD untuk
mengakses suatu catatan. Pendekatan tersebut adalah langsung (direct), menghitung (hashing), dan urutan indeks (indexed sequential).
1. Alamat
langsung (direct addressing)
Pada alamat langsung,
kunci catatan (record key) berfungsi
sebagai alamat. Kunci (key) adalah
unsur data yang mengidentifikasikan catatan suatu dokumen/arsip.
2. Menghitung
(hashing)
Alamat diubah oleh
suatu algoritma yang disebut dengan rencana/pola perhitungan (scheme hashing) atau rumusan acak (randomizing formula) untuk menghasilkan
alamat.
3. Urutan
indeks (indexed sequential)
Jika suatu arsip
diorganisasikan secara urutan indeks, catatan-catatan ditulis pada piringan
secara berurutan. Sistem mengingat alamat kepingan secara aktual tempat satu subset (misalnya, setiap beberapa ratus
catatan) dari arsip disimpan. Kemudian kunci catatan dan alamat kepingannya ini
ditempatkan dalam satu arsip atau tabel tersendiri yang disebut indeks/daftar.
DASD
atau media penyimpanan akses langsung (Direct
Access Storage Device) adalah media arsip utama (file master) yang baik. Arsip utama adalah gambaran konseptual dari
salah satu sumber daya perusahaan atau lingkungan. Penggunaan DASD lainnya yang
juga populer adalah media penyimpanan sementara yang berfungsi untuk menampung
data semi-terproses.
Direct
Access Storage Device prosesnya lebih cepat
dibanding SASD, karena untuk mengambil data tertentu tidak perlu dicari dari
awal berurutan. Terdiri dari magnetic
disk & optical disk.
2.
SASD
(Sequential Access Storage Device)
Sequential access
storage device adalah suatu perangkat simpan yang bekerja secara
sekuensial. Dengan kata lain, perangkat simpan ini bekerja dengan cara membaca
(atau menulis) data secara urut dari awal sampai akhir, tanpa ada kemungkinan
meloncat atau melewati bagian tertentu.
Sequential access
storage device prosesnya lambat karena untuk
mencari data tertentu harus selalu dimulai dari awal. Contoh: magnetic tape. Sudah jarang dipakai,
umumnya hanya untuk backup, karena
murah dan kapasitas yang besar.
C.
Pemerosesan
Data
1.
Batch Processing
Batch
processing juga dikenal sebagai sequential processing atau serial processing, yaitu suatu
pengolahan data di mana data dikumpulkan dalam kelompok-kelompok yang agak
besar sebelum dimasukan sebagai input dalam komputer untuk periode tertentu
kemudian baru dilakukan pengolahan data yang klasik.
2.
Online Processing
Online
processing adalah pengolahan data yang dilaksanakan
oleh peralatan yang secara langsung dikontrol oleh CPU. Pada pengolahan ini
dalam banyak hal masih diperlukan peralatan tambahan untuk data yang dikirim
dan diolah, yaitu magnetic tape unit
atau disk storage device dan
lain-lainnya.
3.
Real Time Processing
Real
time processing adalah pengolahan data yang
berjalan secara paralel dengan proses fisik sehingga hasil dari pengolahan data
itu muncul secara berurutan. Real time
(waktu nyata) dalam sistem pemesanan tempat pada penerbangan udara adalah waktu
yang diperlukan untuk mengolah jawabannya selagi pelanggan masih berada pada
pesawat telponnya.
D.
Database
1.
Struktur
Database
Tiga jenis umum
struktur database adalah hirarkis,
jaringan dan relasional.
A. Database
hirarkis
Struktur Database Hierarkis (Hierarchical Database Structure), yaitu
struktur kelompok data, subkelompok data dan subkelompok yang lebih kecil lagi
menyerupai cabang-cabang pohon. Seperti cabang-cabang pohon, untuk pindah dari
suatu catatan di suatu cabang kesuatu catatan di cabang lain, system manajemen database harus kembali ketempat asal
percabangan itu. Struktur hierarkis memanfaatkan sumber daya computer secara
efisien saat sebagian besar catatan dalam database
akan digunakan dalam aplikasi.
B. Database
jaringan
Struktur database jaringan (network
database structure) memungkinkan satu
Catatan tertentu menunjuk pada catatan lain dalam database . Subkomite Database Task Group CODASYL mengeluarkan spesifikasi struktur database jaringan pada Tahun 1971. Jaringan memecahkan masalah keharusan untuk kembali ke tempat asal percabangan database. Secara konseptual, tiap catatan dalam database dapat memiliki penunjuk ke tiap catatan lain di dalam database.
Catatan tertentu menunjuk pada catatan lain dalam database . Subkomite Database Task Group CODASYL mengeluarkan spesifikasi struktur database jaringan pada Tahun 1971. Jaringan memecahkan masalah keharusan untuk kembali ke tempat asal percabangan database. Secara konseptual, tiap catatan dalam database dapat memiliki penunjuk ke tiap catatan lain di dalam database.
C. Database relasional
Struktur system manajemen
relational merupakan system yang
menyerupai
Table-tabel, dan merupakan format yang dapat dipahami secara cepat oleh
Manajer dan/atau staf professional.
Table-tabel, dan merupakan format yang dapat dipahami secara cepat oleh
Manajer dan/atau staf professional.
2.
Peranan Database
Database
merupakan kumpulan data yang saling berhubungan dan terorganisir sedemikian
rupa sehingga akan memudahkan ketika digunakan kembali. Database memiliki peranan yang cukup penting dalam dunia komputasi.
Peranannya yaitu menentukan kebutuhan data dengan mengikuti pendekatan
berorientasi masalah atau pendekatan model perusahaan.
A. Data
yang berulang dalam bentuk multifile
duplikat maupun data duplikat dalam satu file.
B. Data
dan program menyatu
C. Kebutuhan
untuk mengintegrsikan data dari file-file
D. Kebutuhan
untuk memperoleh data secara cepat
E. Kebutuhan
untuk membuat data dengan aman
3. SISTEM
PAKAR (ARTIFICIAL INTELLIGENCE)
A. Definisi
Sistem Pakar & Artificial
Intelligence
Menurut Wijaya
(dalam Hayadi, 2016) sistem pakar merupakan salah satu bidang kecerdasan buatan
(artificial intelligence), definisi
sistem pakar itu sendiri adalah sebuah program komputer yang dirancang untuk
mengambil keputusan seperti keputusan yang diambil oleh seorang pakar, dimana
sistem pakar menggunakan pengetahuan (knowledge),
fakta dan teknik berfikir dalam menyelesaikan masalah-masalah yang biasanya
hanya dapat diselesaikan oleh seorang pakar dibidang yang bersangkutan.
Menurut Siswanto (dalam Hayadi & Rukun, 2016)
sistem pakar suatu cabang dari artificial
intelligence (AI) yang cukup tua karena sistem ini mulai dikembangkan pada
tahun 1960. Sistem pakar adalah program AI dengan basis pengetahuan (knowledge base) yang diperoleh dari
pengalaman atau pengetahuan pakar atau ahli dalam memecahkan persoalan pada
bidang tertentu dan didukung mesin inferensi
engine yang melakukan penalaran atau pelacakan terhadap sesuatu atau
fakta-fakta dan aturan kaidah yang ada dibasis pengetahuan setelah dilakukan
pencarian, sehingga dicapai kesimpulan.
Selain itu menurut Churchill (2005) mengatakan bahwa
sistem pakar (expert system)
merupakan sistem intelegensi artificial berdasarkan komputer yang berusaha
untuk meniru bagaimana para ahli dalam bidang pemrosesan informasi menyelesaikan
suatu masalah yang mereka hadapi.
Menurut Knight & Rich (dalam Kusrini, 2006) artificial intelligence adalah sebuah
studi tentang bagaimana membuat komputer melakukan hal-hal yang pada saat ini
dapat dilakukan lebih baik oleh manusia.
Menurut Mc. Leod & Schell (2008) artificial intelligence adalah aktivitas
penyediaan mesin seperti komputer dengan kemampuan untuk menampilkan perilaku
yang akan dianggap sama cerdasnya dengan jika kemampuan tersebut ditampilkan
oleh manusia.
Selain itu menurut Taylor (1988) mendefinisikan bahwa artificial intelligence sebagai gaya
pemrograman, dimana program beroperasi pada data sesuai aturan untuk mencapai
tujuan.
B. Sejarah
Sistem Pakar & Artificial
Intelligence
1. Sejarah
Sistem Pakar
Sistem Pakar petama
kali dikembangkan oleh komunitas AI (Artificial Intellegence) pada
pertengahan tahun 1956. Sistem Pakar yang munculpertama kali adalah General-purpose
Problem Solver (GPS) yang dikembangkan oleh Newel dan Simon (Sri
Kusumadewi, 2003). Pertengahan tahun
1960-an, terjadi pergantian dari program serba bisa (general-purpose) ke
program yang spesialis (special-purpose) dengan dikembangkannya DENDRAL
oleh E.Feigenbauh dari Universitas Stanford dan kemudian diikutu oleh MYCIN.
Awal tahun 1980-an, teknologi Sistem Pakar yang
mula-mula dibatasi oleh suasana akademis mulai muncul sebagai aplikasi
komersial, khususnya XCON, XSEL (dikembangkan dari R-1 pada Digital Equipment
Corp.) dan CATS-1 (dikembangkan oleh General Electric). Sistem Pakar dari tahun
ketahun selalu mengalami perkembangan.
2. Sejarah Artificial Intelligence
Bibit
AI pertama kali disebar hanya 2 tahun setelah General Electric menerapkan komputer yang pertama kali digunakan
untuk penggunaan bisnis. Tahun itu adalah tahun 1956, dan istilah kecerdasan
buatan pertama kali dibuat oleh John McCarthy sebagai tema suatu konferensi
yang dilaksanakan di Dartmouth College.
Pada tahun yang sama, program komputer AI pertama yang disebut Logic Theorist, diumumkan. Kemampuan Logic Theorist yang terbatas untuk
berpikir (mebuktikan teorema-teorema kalkulus) mendorong para ilmuwan untuk
merancang program lain yang disebut General
Problem Solver (GPS), yang ditujukan untuk digunakan dalam memecahkan
segala macam masalah. Proyek ini ternyata membuat para ilmuwan yang pertama
kali menyusun program ini kewalahan, dan riset AI dikalahkan oleh
aplikasi-aplikasi komputer yang tidak terlalu ambisius seperti SIM dan DSS.
Namun seiring waktu, riset yang terus-menerus akhirnya membuahkan hasil, dan AI
telah menjadi wilayah aplikasi komputer yang solid.
C. Hubungan Artificial Intelligence & Kognisi
Manusia
Kognisi
manusia adalah sumber untuk melakukan pemerosan informasi dan juga tempat untuk
menyimpan pengetahuan. Kesamaan antara AI dan kognisi manusia adalah mereka
sama-sama memproses informasi. Namun kognisi manusia tentu saja yang pertama
kali lebih berperan. Karena dengan kognisi yang baik maka akan menghasilkan
suatu AI yang baik pula. Ini terlihat dari kemajuan AI pada masa modern. Ini berarti
kognisi manusia sangat memegang peranan penting dalam perkembangan AI tersebut.
D. Artificial Intelligence &
Sistem Pakar (ELIZA, PARRY, NET TALK)
Eliza,
Parry dan Net Talk adalah beberapa contoh dari chatterbot.
Chatterbot merupakan sebuah program komputer yang dirancang untuk
menstimulasi percakapan intelektual dengan satu atau lebih manusia secara audio
maupun teks. Chatterbot dikategorikan sebagai kecerdasan buatan atau Artificial
Intelligence, yang dimanfaatkan untuk tujuan praktis seperti bantuan online,
layanan personal, atau diskusi informasi, dalam hal ini dapat dilihat
fungsi program sebagai suatu jenis agen percakapan (conversational agent).
1. ELIZA
Program yang
dipublikasikan oleh Joseph Weizenbaum pada tahun 1966, yang dapat mengelabui
pengguna hingga mempercayai bahwa mereka sedang bercakap-cakap dengan manusia
nyata. Tujuan dari pembuatan program ini adalah untuk meniru pembicaraan antara
seorang psikolog dan pasiennya, dalam hal ini, Eliza berperan sebagai
psikoterapis dan memberikan saran dan nasihat tentang masalah penggunanya.
Kunci metode operasional Eliza melibatkan rekognisi dari isyarat
kata-kata atau kalimat input, dan output berupa tanggapan yang
telah dipersiapkan atau diprogram, yang dapat meneruskan percakapan dengan
suatu cara sehingga tampak bermakna.
2. PARRY
Parry
dibuat pada tahun 1972 oleh psikiatris Kenneth Colby ketika di Universitas
Stanford. Parry bertujuan untuk merefleksikan pikiran pasien dengan
mental paranoid yang serius. Program ini menjalankan model mentahan dari
prilaku schizophren paranoid berdasarkan konsep, konseptualisasi dan
kepercayaan (penilaian tentang konseptualisasi : penerimaan, penolakan,
dan netral). Ini juga menggunakan strategi percakapan, lebih serius
dan merupakan program lanjutan dari Eliza.
3. NET TALK
Connectionism
adalah gerakan dalam ilmu kognitif yang berharap untuk menjelaskan
kemampuan intelektual manusia menggunakan jaringan syaraf tiruan (juga dikenal
sebagai “jaringan syaraf” atau “jaring syaraf”). Jaringan syaraf disederhanakan
model otak terdiri dari sejumlah besar unit (young analog neuron)
bersama-sama dengan bobot yang mengukur kekuatan hubungan antara unit. Model
ini berat efek dari sinaps yang menghubungkan satu neuron yang lain. Percobaan
pada model semacam ini telah menunjukkan kemampuan untuk mempelajari
keterampilan seperti pengenalan wajah, membaca, dan deteksi struktur gramatikal
sederhana. Connectionists telah membuat kemajuan yang signifikan dalam
menunjukkan kekuatan jaringan saraf untuk menguasai tugas-tugas kognitif.
Berikut adalah tiga percobaan terkenal yang telah mendorong connectionists
untuk percaya bahwa JST model yang baik dari kecerdasan manusia. Salah satu
yang paling menarik dari upaya tersebut adalah kerja 1987 Sejnowski dan
Rosenberg di jaring yang dapat membaca teks bahasa Inggris disebut Net Talk.
Pelatihan ditetapkan untuk Net Talk adalah basis data yang besar terdiri
dari teks Bahasa Inggris ditambah dengan output yang sesuai fonetik-nya,
yang ditulis dalam kode yang cocok untuk digunakan dengan synthesizer
pidato. Tape kinerja Net Talk diberbagai tahap pelatihan
mendengarkan sangat menarik. Pada awalnya output random noise. Kemudian,
bersih suara seperti itu mengoceh dan kemudian masih seolah-olah itu adalah ber
Bahasa Inggris double-talk (pidato yang dibentuk dari suara yang
menyerupai kata dalam Bahasa Inggris). Pada akhir pelatihan, Net Talk
melakukan pekerjaan yang cukup baik mengucapkan teks diberikan. Selain itu, kemampuan
ini generalizes cukup baik untuk teks yang tidak disajikan pada training
set.
E. Peranan AI Dalam Psikologi
Peranan
AI dalam psikologi dijelaskan oleh Solso, Maclin & Maclin dalam bukunya “Psikologi
Kognitif: Edisi Kedelapan” yaitu terdapat pada bidang psikologi kognitif, yaitu
salah satunya analisis garis.
Cara dimana
komputer bisa diajarkan untuk mengenali bentuk geometris adalah melalui
analisis fitur lokal sebuah objek yang menggunakan fakta bahwa bentuk geometris
rumit telah diterjemahkan dalam bentuk yang lebih sederhana. Program ini
menggunakan beberapa pola kecil yang secara sistematis dicocokan ke setiap
objek dalam pencarian pasangan objeknya. Pola tersebut terbentuk dari dua jenis
sensor positif dan negatif, ada dan tiada yang masing-masing berupa sel, atau
bagian dari pola tersebut. Dan karena pengaturan komponen-komponennya (seluruh
sel negatif disebelah kiri), nampaknya menjadi tepat jika dipakai
mengidentifikasi batas kiri sebuah objek. Memposisikan pola ditengah garis yang
menjadi batas kiri sebuah kubus akan menghasilkan pasangan yang sempurna. Pasangan
yang berada di pojok tidak tepat, seperti juga dibatas dasar kubus, dimana sensor
positif dan negatif akhirnya saling membatalkan. Meskipun kajian ini secara
pasti diorientasikan pada apa yang bisa dilakukan sebuah mesin, hal ini tidak
mungkin ditemukan melalui penelitian persepsi hewan maupun manusia. Satu kesulitan
pada sistem ini adalah diperlukannya pola-pola dalam jumlah besar untuk
mengenali sebuah pola sederhana (contoh: detector batas kanan, detector batas
kiri, dan seterusnya). Masalah lainnya ada pada bagusnya stimulus, kebanyakan
bentuk geometris (terutama terdapat di dunia nyata) memiliki batas yang tajam
namun kabur, atau batas yang tumpul namun jelas. Pengenalan pola melalui
identifikasi garis bisa disederhanakan dengan sangat baik jika pola yang akan
dikenali pertama-tama dapat dikonversikan ke gambar yang hanya berisi
garis-garis dan pola-pola kecil yang nantinya akan digunakan untuk menentukan
orientasi dan garis-garis tersebut.
Al-Fatta,
H. (2007). Analisis dan perancangan sistem informasi untuk
keunggulan bersaing perusahaan dan organisasi modern.
Yogyakarta: CV. Andi Offset.
Churchill, G.A.
(2005). Dasar-dasar riset pemasaran edisi
keempat. (terjemahan oleh Adrianti, Dwi Kartini Yahya, Emil Salim).
Jakarta: Erlangga.
Dixit, J.B & Kumar, R. (2007). Structured systems analysis and design.
New Delhi: Laxmi Pulications.
Ervanapriliandi. (2016). Sistem informasi berbasis komputer (CBIS).
Diakses pada tanggal 29 Oktober 2017, https://www.kompasiana.com/ervanhasby/sistem-informasi-berbasis-komputer-cbis_5718ef2f61afbdc10a007217.
Gaol, J.L. (2008). Sistem informasi manajemen: pemahaman dan
aplikasi. Jakarta: PT. Grasindo.
Hayadi, H.
(2016). Sistem pakar: penyelesaian kasus
menentukan minat baca, kecenderungan, dan karakter siswa dengan metode forward
chaining. Yogyakarta: Deepublish.
Hayadi, H &
Rukun, K. (2016). What is expert system:
apa itu sistem pakar. Yogyakarta: Deepublish.
Kusrini. (2006).
Sistem pakar: teori dan aplikasi.
Yogyakarta: Andi Offset.
McLeod, R. & Schell, G.P.
(2008). Sistem informasi manajemen. (Terjemahan Oleh Yulianto &
Fitriasary). Jakarta: Salemba Empat.
Mulyani, S. (2016). Metode analisis dan perancangan sistem.
Bandung: Abdi Sistematika.
Prasetyo, D.D. (2008). Aplikasi bisnis dan perkantoran menggunakan
visual basic. Jakarta: Elex Media Komputindo.
Singh, S.K. (2006). Database systems: concepts, design and
aplications. New Delhi: Pearson Education.
Solso, R.L., Maclin, O.H. &
Maclin, M.K. (2007).
Psikologi kognitif: edisi kedelapan.
(Terjemahan oleh Mikael Rahardanto & Kristianto Batuadji). Jakarta:
Erlangga.
Sulianta, F. (2008). Komputer forensik. Jakarta: Elex Media
Komputindo.
Suyanto, M. (2005). Pengantar teknologi informasi untuk bisnis.
Yogyakarta: Andi Offset.
Taylor, W.A.
(1988). What every engineer should know
about artificial intelligence. London: MIT Press.
Tou, J.T. (2012). Advances in information systems science 6th
edition. New York: Springer.