Popular Post

mouse

L Lawliet - Death Note

Archive for November 2016

Job Enlargment, Job Enrichment, Socio-Technical Job Design

By : Rizki Candra Irawan


TUGAS PSIKOLOGI MANAGEMENT


Nama   : Rizki Candra Irawan
Kelas   : 3PA11
NPM   : 19514612

1.        Job Enlargement
Job enlargement adalah sebuah desain pekerjaan yang memperluas tanggung jawab dari seorang karyawan dengan menambah jumlah dan variasi dari tugas-tugas yang dibebankan kepada mereka. Beberapa perusahaan telah sukses dalam menerapkan perluasan kerja dengan mendesain ulang proses produksi. Pendekatan sejenis adalah dengan menggantikan lini produksi (assembly lines) dimana setiap karyawan mengulangi langkah yang sama untuk setiap produk dengan wilayah kerja berbentuk modular dimana para karyawan melaksanakan beberapa tugas untuk menghasilkan satu jenis barang. Banyak perusahaan telah memperluas pekerjaan-pekerjaaan asisten administratif di wilayah-wilayah seperti komunikasi. Misalnya, seorang petugas didalam sebuah proses perakitan sebuah mobil diberi tugas atau spesialisasi pengelasan saja, kemudian cakupan pekerjaannya ditambah dengan tugas pengecatan. Tugas yang diperbesar diharapkan akan memberikan job identity yang lebih besar dan dapat menambah tantangan dan tanggung jawab, serta meningkatkan kepuasan kerja dan produktivitas.

2.        Job Enrichment
Job enrichment adalah sebuah perubahan dalam tugas-tugas pekerjaan dengan meningkatkan otoritas karyawan dalam merencanakan pekerjaan mereka, memutuskan bagaimana pekerjaan itu harus dilakukan, dan mempelajari berbagai keterampilan baru yang akan membantu mereka untuk berkembang. Banyak perusahaan telah mengembangkan program job enrichment dimana hal ini memberdayakan karyawan agar mampu bertanggung jawab atas pekerjaan mereka. Misalnya, seorang petugas didalam melakukan pekerjaanya sebelumnya diatur oleh suatu prosedur yang ketat, dimana dia tidak diberikan wewenang atau hak untuk memilih metode yang dia anggap paling efektif, untuk memilih bahan-bahan yang dibutuhkan, atau untuk mengatur pekerjaannya. Perubahan ini akan memberikan tantangan yang lebih besar bagi dia dan diharapkan dapat meningkatkan kepuasan kerja dan produktivitas.

3.        Socio-technoical Job Design
Pandangan Socio-technoical Job Design dari oraganisasi adalah pandangan sistem yang menekankan perlunya kesesuaian antara manusia dan komponen teknologi dalam sebuah organisasi (Trist & Bamforth, 1951). Dalam pandangan ini, job design dan organisasi sosial tergantung pada teknologi kerja sampai batas tertentu. Aplikasi yang paling terkenal dari strategi socio-technical adalah salah satu yang dihasilkan dari serangkaian percobaan di pabrik Saab-Scania di Swedia pada akhir tahun 1960. Saab menggunakan desain sociotechnical, tetapi keberhasilan program ini menyebabkan sejumlah perusahaan lain untuk mengadopsi prinsip-prinsip ini.
Sociotechnical tim desain pekerjaan sering citied sebagai bentuk pengayaan pekerjaan, tetapi juga mewujudkan prinsip-prinsip dasar pekerjaan pembesaran-tugas berbagai dan keterlibatan individu dengan pekerjaan yang harus dilakukan pada tingkat yang bermakna.


Referensi
French, R., Rayner, C., Rees, G., Rumbles, S. (2011). Organizational behavior : 2nd edition. New York, USA : John Wiley & Sons, Ltd
Boone, E. L., Kurtz, L. D. (2007). Pengantar bisnis kontemporer : edisi 11. Jakarta : Salemba Empat
Hariandja, E. T. M. (2007). Manajemen sumber daya manusia. Jakarta : Grasindo 

 


Analisa Kasus Manajemen Sumber Daya Manusia

By : Rizki Candra Irawan


Analisa Kasus Manajemen Sumber Daya Manusia

Nama   : Rizki Candra Irawan
Kelas   : 3PA11
NPM   : 19514612
Kasus 1
Permasalahan
Pilot-pilot PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) di bawah Asosiasi (APG), Kamis(28/7/2011) berencana melakukan mogok karena gaji yang diterima lebih kecil daripada gaji pilot asing yang dikontrak manajemen Garuda Indonesia. Direktur Operasi Garuda Indonesia, Ari Sapari mengatakan manajemen Garuda akan memenuhi tuntutan para pilot yang meminta penyesuaian gaji dengan pilot asing yang dipekerjakan Garuda. Manajemen Garuda Indonesia lalu mengeluarkan ilustrasi simulasi penggajian penerbang garuda. Dalam ilustrasi itu disebut penerbang lokal mendapatkan gaji perbulannya Rp47,7 juta sedangkan penerbang asing USD8.100 setara Rp68,8 juta per bulan. Flight allowance yang diterima penerbang lokal Rp10 juta (dengan asumsi 60 jam terbang), sedangkan penerbang asing tidak mendapatkan karena termasuk di gaji. Benefit cash seperti THR hingga insentif-bonus yang diterima penerbang lokal sebesar 3,5 dikali gaji per tahun atau sebesar Rp13,9 juta per bulan. Sedangkan penerbang asing sama sekali tidak mendapatkannya. Sementara total uang yang diterima bagi penerbang lokal per tahun mencapai Rp860 juta sedangkan penerbang asing Rp826 juta. Dengan demikian, selisih gaji yang bagi penerbang lokal Rp12,3 juta per bulan sedangkan penerbang asing hanya Rp2,25 juta per bulan. Penerbang lokal tidak mendapatkan housing allowance, sedangkan penerbang mendapatkannya sebesar USD1.200 atau setara dengan Rp10 juta per bulan. Pilot lokal mendapatkan medical allowance, personal accident assurance, lost of flying licence,iuran pensiun, Jamsostek, kesehatan pensiun, penghargaan pensiun. Sedangkan pilot asing tidak," kata Ari. Saat ini, Garuda Indonesia memperkerjakan sebanyak 43 pilot kontrak dan 34 diantaranya pilot asing. Direktur Operasi Garuda Indonesia, Ari Sapari, menjelaskan, status pilot asing di Garuda hanya bersifat kontrak dengan perjanjian kerja selama 12 bulan. Selama masa kerja tersebut, pilot asing tersebut menerima pendapatan dalam mata uang dolar Amerika Serikat. PT Garuda Indonesia Tbk mengklaim jumlah gaji yang didapatkan oleh pilot-pilot lokalnya lebih besar ketimbang gaji pilot asing yang  dikontraknya. Dalam sebulan gaji pilot lokal mencapai Rp 71 juta, sementara pilot asing Rp 68,8 juta/bulan

Kasus 2
Permasalahan
John bekerja di sebuah perusahaan swasta yang bergerak di bidang Tour and Travel. Perusahaan tersebut mempekerjakan 60 (enam puluh) karyawan yang terbagi dalam 5 (lima ) divisi. Dia sudah bekerja di perusahaan tersebut selama 6 (enam) bulan. Sebelumnya, dia bekerja di sebuah perusahaan penerbangan internasional yang sangat terkenal dengan jabatan sebagai “Reservation & Ticketing Supervisor”. Tergiur oleh gaji yang tinggi, John tanpa pikir panjang langsung menerima tawaran untuk bekerja di perusahaan tersebut dengan jabatan sebagai “Sales Supervisor”. Apa yang dialaminya kemudian membuat dia berada dalam kegundahan yang mendalam karena merasa pekerjaan yang dijalaninya tidak sesuai nama jabatan dan apa yang dibicarakan pada waktu wawancara kerja. Selain itu ia tidak merasa menemukan kecocokan antara pekerjaan dengan kepribadiannya. Sampai sekarang dia tidak mengetahui secara pasti apa ruang lingkup pekerjaan yang harus dilaksanakannya, sehingga evaluasi kinerjanya menujukkan hasil yang tidak menggembirakan. Setiap kali ia mempertanyakan uraian jabatan kepada atasanyya, maka jawaban yang diterima adalah perusahaan tidak merasa perlu untuk membuat uraian jabatan dan spesifikasi jabatan karena menganggap bahwa semua karyawan pasti tahu apa yang dikerjakan. Kondisi ini terasa sangat kontras dengan apa yang pernah dialami John di perusahaan sebelumnya, dimana segala sesuatu telah dijabarkan secara tertulis dan sangat luas ringkup pekerjaannya. Karena merasa sangat sulit untuk menyesuaikan diri dengan kondisi tersebut maka John dengan berat hati akhirnya mengundurkan diri dari perusahaan setelah bekerja selama 7 (tujuh) bulan.
Analisa Kasus 1
Menurut saya analisa dari kasus ini adalah, ketidaktahuan pilot lokal dan kurangnya informasi yang diberikan oleh PT. Garuda Indonesia dalam memberitahukan keselruhan gaji yang diterima oleh pilot lokal yang nyatanya lebih besar dibanding pilot asing, memang jika dilihat dalam bentuk terkecil penghitungan maka gaji pilot asing akan terlihat lebih besar dibandingkan dengan pilot lokal, namun jika dilihat secara keseluruhan maka akan terlihat bahwa gaji pilot lokal lebih besar dari pilot asing, solusinya menurut saya adalah dilakukannya pidato didepan semua pilot lokal tentang keseluruhan apa saja yang didapat oleh mereka. Kasus ini termasuk masalah organisasi, itu dikarenakan kurangnya informasi dari PT. Garuda sehingga menimbulkan ketidaktahuan pilot lokal.
Analisa Kasus 2
Analisa dari kasus ini adalah menurut saya pribadi jika saya adalah john maka sebisa mungkin saya akan bertahan dan mencoba menyesuaikan diri dengan lingkungan pekerjaan yang tidak nyaman dan ketidakjelasan spesifisifikasi pekerjaannya, karena biar bagaimanapun posisi john sekarang dikarenakan karena ia tergiur oleh gaji yang lebih besar dibandingkan dengan perusahaan sebelumnya. Sekarang dibandingkan john harus keluar dari perusahaan tersebut lebih baik john melakukan pendekatan yang lebih signifikan kepada rekan dan atasan john dan bahagia dengan gaji yang besar, dan jika bisa menaikan performa agar gaji juga ikut naik. Kasus ini termasuk masalah sumber daya manusia tentang keragaman budaya dan sikap, kebudayaan akan iming-iming gaji yang besar membuat john bersikap untuk keluar dari pekerjaan lamanya menuju pekerjaan barunya, namun ternyata karena sikap john itulah yang membuat dirinya terjerumus dalam pengambilan keputusan yang salah.

Kelebihan dan Kekurangan Rekrutmen Secara Internal dan Eksternal

By : Rizki Candra Irawan
Kelebihan dan Kekurangan Rekrutmen Secara Internal dan Eksternal

Nama   : Rizki Candra Irawan
Kelas   : 3PA11
NPM   : 19514612

Rekrutmen dapat dilakukan dengan 2 cara, yaitu secara internal (dari dalam perusahaan) atau secara eksternal (dari luar perusahaan). Masing-masing mempunyai kelbihan dan kekurangan.
1.      Rekrutmen Secara Internal

A.    Keuntungan
a.       Merupakan bentuk penghargaan kepada karyawan yang ada
b.      Ongkosnya lebih murah
c.       Dapat memperbaiki kondisi moral
d.      Dapat melihat kandidat dari performa terakhir
e.       Merupakan bentuk promosi dari suksesi
B.     Kelemahan
a.       Jumlah kandidat yang diperlukan terbatas
b.      Diperlukan biaya tambahan untuk program pelatihan dan pengembangan
c.       Bisa menyebabkan political infighting untuk promosi

2.      Rekrutmen Secara Eksternal

A.    Keuntungan
a.       Dapat membawa ide atau bakat baru ke dalam perusahaan
b.      Perusahaan lebih mungkin mendapatkan kandidat dengan kompetensi yang sesuai dengan kebutuhan
c.       Menurunkan biaya pelatihan, karena perusahaan bisa merekrut orang yang telah berpengalaman
B.     Kekurangan
a.       Hasil bisa tidak sesuai dengan harapan
b.      Biayanya lebih besar dibandingkan dengan rekrutmen secara internal
c.       Bisa membawa tabiat yang jelek (dari luar) pada perusahaan
d.      Waktu orientasinya agak panjang

3.      Alat Ukur yang Digunakan Untuk Seleksi Karyawan
A.    Tes Intelektual
a.       CFIT (Culture Fair Intelegence Test) : untuk menangkap kemampuan mental umum
b.      TIU (Tes Intelegensi Umum) : untuk mengungkap kemampuan mental umum
c.       TKD (Tes Kemampuan Dasar) : untuk mengukur kemampuan dasar individu
d.      AA (Army Alpha) : untuk mengetahui daya tangkap/daya konsesntrasi orang
e.       IST (Intelligenz Structure Test) : terdiri dari 9 subtes didasarkan pada anggapan bahwa struktutr intelegensi tertentu cocok dengan pekerjaan atau profesi tertentu
B.     Tes Kepribadian
a.       EPPS (Edward Personal Preference Schedule) : untuk mengukur kepribadian orang dilihat dari kebutuhan-kebutuhan yang mendorongnya (16 faktor)
b.      DAM&BAUM (Draw A Man Test) : untuk mengetahui tanggung jawab, kepercayaan diri, kestabilan dan ketahanan kerja
c.       WARTEGG : untuk mengetahui emosi, imajinasi, intelektual dan aktivitas subjek
d.      Tes Pauli : untuk mengukur sikap kerja dan prestasi kerja (daya tahan, keuletan, sikap terhadap tekanan, daya penyesuaian, ketekunan, konsistensi dan kendali diri)
e.       KRAEPLIN : untuk mengungkap ketelitian, kecepatan, kestabilan, dan ketahanan kerja
f.       RMIB (Rothwell Miller Inventory Blank) : Instrumen tes baku/formal yang dibuat oleh Rothwell Miller, serta telah banyak dipakai untuk mengukur bakat dan minat seseorang. Alat tes ini banyak digunakan untuk dunia pendidikan, misalnya penjurusan di SMA dan perguruan tinggi, serta dapat digunakan untuk dunia kerja dalam penentuan posisi jabatan seseorang (placement)
g.      PAPIKOSTIK : untuk menjabarkan kepribadian dalam 20 aspek yang masing-masing mewakili need atau role tertentu. Tinggi rendahnya need atau role tertentu mempunyai arti yang spesifik
C.     Tes Situational
a.       Mengungkap perilaku yang khas jika dihubungkan dengan variabel lingkungan. Misalnya : FGD, LGD, In-Basket Test, Business Game
D.    Tes Sikap Kerja
a.       Mengungkap sikap kerja dalam kondisi kerja buatan




- Copyright © Angel Become the Devil - Date A Live - Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -