- Back to Home »
- Sistem Informasi Psikologi
Posted by : Rizki Candra Irawan
Sabtu, 07 Oktober 2017
Nama : Rizki
Candra Irawan
Kelas : 4PA11
NPM : 19514612
1.
Pengertian
Informasi dan Sistem
A.
Informasi
Menurut Koniyo & Kusrini (2007)
informasi adalah data yang sudah diolah menjadi sebuah bentuk yang berarti bagi
pengguna, yang bermanfaat dalam pengambilan keputusan saat ini atau mendukung
sumber informasi.
Davis (Dalam Al-fatta, 2007) mengatakan
bahwa informasi adalah data yang telah diolah menjadi sebuah bentuk yang
berarti bagi penerimanya dan bermanfaat dalam pengambilan keputusan saat ini
atau mendatang.
Sedangkan menurut Amsyah (2005) informasi
adalah data yang sudah diolah kedalam bentuk tertentu sesuai dengan keperluan
pemakaian informasi tersebut.
McLeod
& Schell (2008) menyebutkan bahwa terdapat empat dimensi dari informasi,
yaitu:
1.
Relevansi
Informasi
memilikiki relevansi jika informasi tersebut berhubungan dengan masalah yang
sedang dihadapi.
2.
Akurasi
Idealnya,
seluruh informasi seharusnya akurat, dengan fitur-fitur yang memberikan kontribusi
kepada tingkat akurasi.
3.
Ketepatan Waktu
Informasi
hendaknya tersedia untuk pengambilan keputusan sebelum situasi yang genting
berkembang atau hilangnya peluang yang ada.
4.
Kelengkapan
Informasi
hendaknya menyajikan suatu gambaran lengkap atas suatu masalah tertentu atau
solusinya.
B.
Sistem
Menurut
FutzGerald (dalam Hutahaean, 2015) sistem adalah suatu jaringan kerja dari
prosedur-prosedur yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk
melakukan suatu kegiatan atau untuk menyelesaikan suatu sasaran yang tertentu.
Menurut Kusrini (2007) sistem adalah
sebuah tatanan yang terdiri atas sejumlah komponen fungsional (dengan
tugas/fungsi khusus) yang saling berhubungan dan secara bersama-sama bertujuan
untuk memenuhi suatu proses/pekerjaan tertentu.
Sedangkan Tyoso (2016) sistem merupakan
suatu kumpulan dari komponen-komponen yang membentuk satu kesatuan.
Menurut Al-Fatta (2007) terdapat tujuh karakteristik
dari sistem, yaitu:
1. Batasan (boundary): penggambaran dari suatu
elemen atau unsur mana yang termasuk di dalam sistem dan mana yang di luar
sistem.
2. Lingkungan (environment): segala sesuatu di luar
sistem, lingkungan yang menyediakan asumsi, kendala, dan input terhadap suatu
sistem.
3.
Masukan (input): sumber daya (bahan baku, data,
peralatan, energi) dari lingkungan yang dikonsumsi dan dimanipulasi oleh suatu
sistem.
4.
Keluaran (output): sumber daya atau produk
(informasi, laporan, dokumen, tampilan layar komputer, barang jadi) yang
disediakan untuk lingkungan sistem oleh kegiatan dalam suatu sistem.
5. Komponen (component): kegiatan-kegiatan atau proses
dalam suatu sistem yang mentransformasikan input menjadi bentuk setengah jadi
(output). Komponen ini bisa merupakan subsistem dari sebuah sistem.
6.
Penghubung (interface): tempat dimana komponen atau
sistem dan lingkungannya bertemu atau berinteraksi.
7. Penyimpanan (storage): area yang disukai dan
digunakan untuk penyimpanan sementara dan tetap dari informasi, energi, bahan
baku, dan sebagainya. Penyimpanan merupakan suatu media penyanggan di antara
komponen tersebut bekerja dengan berbagai tingkatan yang ada dan kemungkinan
komponen yang berbeda dari berbagai data yang sama.
2.
Sistem
Informasi Psikologi
A.
Psikologi
Wundt (dalam Basuki, 2008) mengatakan bahwa psikologi
adalah ilmu tentang kesadaran manusia (the science of human consciousness). Dari
batasan ini dapat dikemukakan bahwa dalam psikologi, keadaan jiwa direfleksikan
dalam kesadaran manusia. Unsur kesadaran merupakan hal yang dipelajari dalam
psikologi.
Menurut Tavris & Wade (2008) psikologi adalah
disiplin ilmu yang berfokus pada perilaku dan berbagai proses mental serta cara
perilaku dan berbagai proses mental ini dipengaruhi oleh kondisi mental
organisme dan lingkungan eksternal.
Selain itu Effendi & Faizah (2006) mengatakan bahwa
psikologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari atau menyelidiki tentang
tingkah laku manusia.
B.
Sistem Informasi
Menurut Lucas (dalam Fauzi, 2017) sistem informasi adalah
suatu kegiatan dari prosedur-prosedur yang diorganisasikan, bilamana
dieksekusi, akan menyediakan informasi untuk mendukung pengambilan keputusan
dan pengendalian di dalam organisasi.
Hall (2007) mengatakan bahwa sistem informasi adalah
sebuah rangkaian prosedur formal di mana data dikumpulkan, diproses menjadi
informasi dan didistribusikan kepada pemakai.
Sedangkan menurut Swastika & Putra (2016) menyebutkan
bahwa sistem informasi merupakan salah satu subsistem organisasi untuk mengolah
informasi.
Dari penjelasan diatas dapat dikatakan bahwa sistem
informasi psikologi adalah kegiatan dari prosedur-prosedur yang
diorganisasikan, bilamana diekseskusi, akan menyediakan informasi untuk
mendukung pengambilan keputusan dan pengendalian di dalam organisasi, terutama
informasi mengenai proses mental serta cara perilaku dan berbagai proses mental
yang mempelajari atau menyelidiki tentang tingkah laku manusia.
Kaluzniacky (2004) dalam bukunya yang berjudul “Managing Psychological Factors In
Information Systems Works: An Orientation to Emotional Intelligence”
Menjelaskan mengenai kaitan tentang sistem informasi
dengan psikologi, yaitu penjelasan tentang survei pada masyarakat umum menggunakan
MBTI (Myers Briggs Personality Types) yang teridiri dari empat dimensi dan
telah terstandarisasi dengan sistem informasi, yaitu:
1.
Extravert/Introvert
Dalam
survey yang dilakukan 75% individu di amerika serikat adalah extravert, dan 25% sisanya adalah intorvert.
2.
Sensing/Intiutive
Sedangkan
untuk sensing/intuitive 75% individu
di Amerika Serikat adalah sensing,
dan 25% sisanya adalah intuitive.
3.
Thingking/Feeling
Kemudian
untuk thingking/feeling individu di
Amerika Serikat persentasenya sama besar yaitu 50:50.
4.
Judging/Perceiving
Yang
terakhir untuk Judging/Perceiving 55%
individu di Amerika Serikat adalah judging,
dan 45% sisanya adalah perceiving.
3.
Arsitektur Komputer
Komputer adalah alat yang dipakai untuk mengolah data
menurut aturan yang telah dirumuskan. Kata komputer berasal dari bahasa latin
yang berarti computare yang dalam
bahasa inggris compute atau to compute yang artinya “untuk
menghitung” atau “menghitung”.
Perkembangan teknologi telah berubah secara drastis sejak
munculnya komputer pertama tahun 1940-an. Akan tetapi kebanyakan komputer saat
ini, masih menggunakan arsitektur komputer yang diusulkan oleh John Von Neumann
pada tahun 1940-an, yakni arsitektur Von Neumann.
arsitektur Von Neumann, menggambarkan komputer dengan
empat bagian utama yakni, unit aritmatika dan logika (ALU), unit kontrol, penyimpanan
atau memori, dan alat masukan dan alat keluaran atau hasil (I/O). Keterhubungan
setiap bagian komputer melalui berkat kawas (bus).
Adapun tahap-tahap kerja komputer secara sederhana adalah
sebagai berikut:
1.
Pemasukan (input)
Tahap
pemasukan (input) merupakan tahap
awal dari proses pengolahan yang terjadi pada sistem komputer. Tahap ini berupa
pemasukan data mentah ke dalam sistem komputer melalui input device. Contoh dari
peralatan masukan (input device) diantaranya, keyboard, mouse, scanner, dll. Alat-alat
inilah yang digunakan untuk memasukan data yang hendak diolah. Seperti hal nya keyboard, difungsikan untuk memasukan
huruf, angka, maupun simbol-simbol lainnya ke dalam komputer yang selanjutnya
akan diproses.
2.
Pemrosesan (process)
Pada
tahap ini, data yang telah dimasukan melalui peralatan input tadi akan diproses. Tahap proses ini dilakukan oleh processing device yaitu pada control processing unit (CPU). Yang mana
CPU ini dapat melakukan fungsi perhitungan dan logika untuk perbandingan (ALU)
dan juga mengontrol (CU). Pada tahap ini, data yang masih mentah tadi diproses
sedemikian rupa sehingga data tersebut siap dicetak menjadi informasi yang
lebih bermanfaat.
3.
Pengeluaran (output)
Pada
tahap ini, data yang tadinya telah dimasukan kedalam input, kemudian diproses oleh CPU akan bisa dicetak apabila sudah
siap. Pencetakan ini bisa berupa hardcopy
dan juga softcopy. Hardcopy berarti menggunakan media fisik
seperti kertas ataupun yang lainnya. Softcopy
berarti menampilkan gambar visual melalui monitor
ataupun projector, juga suara melalui
speaker. Yang termasuk dalam
peralatan output disini adalah, monitor, projector, printer, speaker, dll.
4.
Penyimpanan (storage)
Tahap
ini merupakan proses perekaman hasil pengolahan ke alat penyimpanan (storage device) dan dapat dipergunakan
kembali sebagai input untuk proses selanjutnya. Jadi, data mentah yang telah
diproses tadi dapat disimpan pada media penyimpanan agar nantinya bisa
digunakan kembali sewaktu-waktu. Namun, meski memiliki kelebihan-kelebihan
seperti kecepatan proses, kapasitas penyimpanan dan lain sebagainya, komputer
hanyalah benda atau mesin yang pada dasarnya selalu menjalankan perintah atau
instruksi-instruksi tertentu. Instruksi-instruksi yang diberikan pada komputer
tentu mengandaikan adanya suatu komunikasi. Dan untuk berkomunikasi dengan
komputer seseorang haruslah menguasai bahasa mesin atau bahasa pemrograman
tertentu.
4.
Sistem Kognisi Manusia
Menurut Dewanto dkk (2007) kognisi adalah suatu kegiatan
pikiran, saat sesorang sadar akan objek suatu pemikiran atau persepsi. Kognisi mencakup
semua aspek pikiran dan memori.
Menurut Semiun (2006) kognisi adalah kegiatan-kegiatan
mental yang dibutuhkan dalam memperoleh, menyimpan, mendapat kembali, dan
menggunakan pengetahuan. Kognisi meliputi proses-proses mental, seperti
mempersepsikan, belajar, mengingat, menggunakan bahasa dan berpikir.
Atmoko dan Hidayah (2014) mengatakan bahwa kognisi adalah
kemampuan individu dalam merencanakan, mengorganisasikan, menginstruksikan
diri, memonitor, dan melakukan evaluasi dalam aktivitas belajar.
Bloom (dalam Gora & Sunarto, 2010) menjelaskan
mengenai 6 tingkatan taksonomi kognitif, yaitu:
Kecakapan
|
Uraian
|
Kata Kunci
|
Pengetahuan
|
Mengingat informasi
|
Kenali, uraikan, namai, tandai, kenali, hasilkan, ikuti
|
Pemahaman
|
Memahami informasi, menguraikan konsep
|
Rangkum, ubah, pertahankan, uraikan, tafsirkan, beri
contoh
|
Aplikasi
|
Menggunakan informasi atau konsep dalam situasi baru
|
Bangun, buat, dirikan, peragakan, prediksikan,
persiapkan
|
Analisis
|
Memecahkan informasi atau konsep menjadi bagian untuk
memahami lebih dalam
|
Bandingkan, pecahkan, bedakan, pilih, pisahkan
|
Sintesis
|
Menyatukan gagasan untuk membentuk suatu yang baru
|
Golongkan, generalisasikan, bangun kembali
|
Evaluasi
|
Membuat penilaian berharga
|
Hargai, kritik, adili, benarkan, debat, dukung
|
Selain itu Paivio (dalam Susilana & Riyana, 2009)
menyebutkan bahwa sistem kognitif manusia terdiri dari dua subsistem, yaitu: sistem
gambar (visual) dan sistem verbal. Menurutnya
dengan adanya gambar dapat meningkatkan memori oleh karena adanya dual coding dalam memori
4.
Hubungan Antara Arsitektur Komputer Dengan Sistem Kognisi
Manusia
Hubungan yang bisa dikaitkan antara arsitektur komputer
dengan sistem kognisi manusia tentu saja adalah dalam aspek pengolahan
informasi, perbedaan terletak hanya pada arsitektur komputer adalah buatan
manusia, bahkan tanpa adanya kognisi manusia maka tidak akan pernah ada manusia
yang dapat menciptakan mengenai arsitektur komputer. Dan juga tentu saja dalam
pengaplikasian arsirtektur komputer juga sangat dibutuhkan informasi yang
tersimpan dalam kognisi, sehingga manusia dapat menjalankan atau menggunakan
komputer dengan cermat, semua itu bisa terlaksana karena manusia memiliki
kognisi.
5.
Kelemahan & Kelebihan Dari Arsitektur Komputer Bila
Dibandingkan Dengan Sistem Kognisi Manusia
1.
Kelebihan dan
Kekurangan Arsitektur Komputer
A.
Kelebihan
1.
Memiliki processor
yang berjumlah lebih dari satu
2.
Bisa digunakan oleh
banyak pengguna (multi user)
3.
Dapat membuka
beberapa aplikasi dalam waktu bersamaan
4.
Menggunakan teknologi
time sharing
5.
Kecepatan kerja processornya
hingga 1GOPS (giga operations per second)
B.
Kekurangan
1.
Karena ukurannya
yang besar, maka diperlukan ruang yang besar
2.
Harganya sangat
mahal
3.
Interface dengan
pengguna masih menggunakan teks
4.
Kerjanya sangat
lama
5.
Membutuhkan daya
listrik yang sangat besar
2.
Kelebihan dan
Kekurangan Sistem Kognisi Manusia
A.
Kelebihan
1.
Struktur kognisi
lebih sistematis sehingga memiliki arah dan tujuan yang jelas
2.
Banyak memberi
motivasi agar terjadi proses belajar
3.
Mengoptimalkan kerja
otak secara maksimal
B.
Kekurangan
1.
Membutuhkan waktu
yang cukup lama
Referensi :
Al-Fatta, H. (2007). Analisis dan perancangan sistem informasi
untuk keunggulan bersaing perusahaan
dan organisasi modern. Yogyakarta: CV. Andi Offset.
Amsyah,
Z. (2005). Manajemen sistem informasi.
Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.
Atmoko, A & Hidayah, N. (2014). Landasan sosial budaya dan psikologis pendidikan: terapannya di kelas.
Malang: Gunung Samudera.
Basuki, A.M.H. (2008). Psikologi umum. Jakarta: Universitas Gunadarma.
Dewanto, G., dkk. (2007). Panduan praktis diagnosis dan tata laksana penyakit saraf. Jakarta:
EGC.
Effendi, L.M. & Faizah. (2006). Psikologi dakwah. Jakarta: PT. Adhitya Andrebina Agung.
Fauzi, R.A. (2017). Sistem
informasi akuntansi: berbasis akuntansi. Yogyakarta: Deepublish.
Gora, W & Sunarto. (2010). Pakematik: strategi pembelajaran inovatif berbasis TIK. Jakarta:
Elex Media Komputindo.
Hall, J.A. (2007). Sistem
informasi akuntansi: edisi empat. (Terjemahan Oleh Fitriasary & Kwary).
Jakarta: Salemba empat.
Hutahaean,
J. (2015). Konsep sistem informasi.
Yogyakarta: Deepublish.
Kaluzniacky, E. (2004). Managing psychological factors in information systems works: an orientation
to emotional intelligence. Los Angeles: Information Science Publishing.
Koniyo,
A., Kusrini. (2007). Tuntunan praktis
membangun sistem informasi akuntansi dengan Visual basic microsoft
& SQL server. Yogyakarta: CV. Andi Offset.
Kowi, E.M. (2016). Dasar-dasar
pemrograman pascal: catatan kuliah #1. Jakarta: Guepedia.
Kusrini.
(2007). Strategi perancangan dan
pengelolaan basis data. Yogyakarta: CV. Andi Offset.
McLeod, R. & Schell, G.P. (2008). Sistem informasi manajemen. (Terjemahan
Oleh Yulianto & Fitriasary). Jakarta: Salemba Empat.
Semiun, Y. (2006). Kesehatan
mental 3. Yogyakarta: Kanisius.
Susilana, R & Riyana, C. (2009). Media pembelajaran: hakikat, pengembangan, pemanfaatan, dan penilaian.
Bandung: Wacana Prima.
Swastika, I.P.A. & Putra, R. (2016). Audit sistem informasi dan tata kelola
teknologi informasi: implementasi dan studi kasus. Yogyakarta: CV. Andi
Offset.
Tavris, C. & Wade, C. (2008). Psikologi: edisi kesembilan. Jakarta: Erlangga.
Tyoso,
J.S.P. (2016). Sistem informasi manajemen. Yogyakarta:
Deepublish.