- Back to Home »
- Analisa Kasus Manajemen Sumber Daya Manusia
Posted by : Rizki Candra Irawan
Senin, 14 November 2016
Analisa
Kasus Manajemen Sumber Daya Manusia
Nama : Rizki Candra Irawan
Kelas : 3PA11
NPM : 19514612
Kasus 1
Permasalahan
Pilot-pilot
PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) di bawah Asosiasi (APG), Kamis(28/7/2011) berencana
melakukan mogok karena gaji yang diterima lebih kecil daripada gaji pilot asing
yang dikontrak manajemen Garuda Indonesia. Direktur Operasi Garuda Indonesia,
Ari Sapari mengatakan manajemen Garuda akan memenuhi tuntutan para pilot yang
meminta penyesuaian gaji dengan pilot asing yang dipekerjakan Garuda. Manajemen
Garuda Indonesia lalu mengeluarkan ilustrasi simulasi penggajian penerbang
garuda. Dalam ilustrasi itu disebut penerbang lokal mendapatkan gaji
perbulannya Rp47,7 juta sedangkan penerbang asing USD8.100 setara Rp68,8 juta
per bulan. Flight allowance yang diterima penerbang lokal Rp10 juta (dengan
asumsi 60 jam terbang), sedangkan penerbang asing tidak mendapatkan karena
termasuk di gaji. Benefit cash seperti THR hingga insentif-bonus yang diterima
penerbang lokal sebesar 3,5 dikali gaji per tahun atau sebesar Rp13,9 juta per
bulan. Sedangkan penerbang asing sama sekali tidak mendapatkannya. Sementara
total uang yang diterima bagi penerbang lokal per tahun mencapai Rp860 juta
sedangkan penerbang asing Rp826 juta. Dengan demikian, selisih gaji yang bagi
penerbang lokal Rp12,3 juta per bulan sedangkan penerbang asing hanya Rp2,25
juta per bulan. Penerbang lokal tidak mendapatkan housing allowance, sedangkan penerbang
mendapatkannya sebesar USD1.200 atau setara dengan Rp10 juta per bulan. Pilot
lokal mendapatkan medical allowance, personal accident assurance, lost of
flying licence,iuran pensiun, Jamsostek, kesehatan pensiun, penghargaan
pensiun. Sedangkan pilot asing tidak," kata Ari. Saat ini, Garuda
Indonesia memperkerjakan sebanyak 43 pilot kontrak dan 34 diantaranya pilot
asing. Direktur Operasi Garuda Indonesia, Ari Sapari, menjelaskan, status pilot
asing di Garuda hanya bersifat kontrak dengan perjanjian kerja selama 12 bulan.
Selama masa kerja tersebut, pilot asing tersebut menerima pendapatan dalam mata
uang dolar Amerika Serikat. PT Garuda Indonesia Tbk mengklaim jumlah gaji yang
didapatkan oleh pilot-pilot lokalnya lebih besar ketimbang gaji pilot asing
yang dikontraknya. Dalam sebulan gaji
pilot lokal mencapai Rp 71 juta, sementara pilot asing Rp 68,8 juta/bulan
Kasus 2
Permasalahan
John bekerja di sebuah
perusahaan swasta yang bergerak di bidang Tour and Travel. Perusahaan tersebut
mempekerjakan 60 (enam puluh) karyawan yang terbagi dalam 5 (lima ) divisi. Dia
sudah bekerja di perusahaan tersebut selama 6 (enam) bulan. Sebelumnya, dia
bekerja di sebuah perusahaan penerbangan internasional yang sangat terkenal
dengan jabatan sebagai “Reservation & Ticketing Supervisor”. Tergiur oleh
gaji yang tinggi, John tanpa pikir panjang langsung menerima tawaran untuk
bekerja di perusahaan tersebut dengan jabatan sebagai “Sales Supervisor”. Apa
yang dialaminya kemudian membuat dia berada dalam kegundahan yang mendalam
karena merasa pekerjaan yang dijalaninya tidak sesuai nama jabatan dan apa yang
dibicarakan pada waktu wawancara kerja. Selain itu ia tidak merasa menemukan
kecocokan antara pekerjaan dengan kepribadiannya. Sampai sekarang dia tidak
mengetahui secara pasti apa ruang lingkup pekerjaan yang harus dilaksanakannya,
sehingga evaluasi kinerjanya menujukkan hasil yang tidak menggembirakan. Setiap
kali ia mempertanyakan uraian jabatan kepada atasanyya, maka jawaban yang
diterima adalah perusahaan tidak merasa perlu untuk membuat uraian jabatan dan
spesifikasi jabatan karena menganggap bahwa semua karyawan pasti tahu apa yang
dikerjakan. Kondisi ini terasa sangat kontras dengan apa yang pernah dialami
John di perusahaan sebelumnya, dimana segala sesuatu telah dijabarkan secara
tertulis dan sangat luas ringkup pekerjaannya. Karena merasa sangat sulit untuk
menyesuaikan diri dengan kondisi tersebut maka John dengan berat hati akhirnya
mengundurkan diri dari perusahaan setelah bekerja selama 7 (tujuh) bulan.
Analisa Kasus 1
Menurut saya analisa
dari kasus ini adalah, ketidaktahuan pilot lokal dan kurangnya informasi yang
diberikan oleh PT. Garuda Indonesia dalam memberitahukan keselruhan gaji yang
diterima oleh pilot lokal yang nyatanya lebih besar dibanding pilot asing,
memang jika dilihat dalam bentuk terkecil penghitungan maka gaji pilot asing
akan terlihat lebih besar dibandingkan dengan pilot lokal, namun jika dilihat
secara keseluruhan maka akan terlihat bahwa gaji pilot lokal lebih besar dari
pilot asing, solusinya menurut saya adalah dilakukannya pidato didepan semua
pilot lokal tentang keseluruhan apa saja yang didapat oleh mereka. Kasus ini
termasuk masalah organisasi, itu dikarenakan kurangnya informasi dari PT.
Garuda sehingga menimbulkan ketidaktahuan pilot lokal.
Analisa Kasus 2
Analisa dari kasus ini
adalah menurut saya pribadi jika saya adalah john maka sebisa mungkin saya akan
bertahan dan mencoba menyesuaikan diri dengan lingkungan pekerjaan yang tidak
nyaman dan ketidakjelasan spesifisifikasi pekerjaannya, karena biar
bagaimanapun posisi john sekarang dikarenakan karena ia tergiur oleh gaji yang
lebih besar dibandingkan dengan perusahaan sebelumnya. Sekarang dibandingkan
john harus keluar dari perusahaan tersebut lebih baik john melakukan pendekatan
yang lebih signifikan kepada rekan dan atasan john dan bahagia dengan gaji yang
besar, dan jika bisa menaikan performa agar gaji juga ikut naik. Kasus ini
termasuk masalah sumber daya manusia tentang keragaman budaya dan sikap,
kebudayaan akan iming-iming gaji yang besar membuat john bersikap untuk keluar
dari pekerjaan lamanya menuju pekerjaan barunya, namun ternyata karena sikap
john itulah yang membuat dirinya terjerumus dalam pengambilan keputusan yang
salah.